Terletak di Jl. Pagar Batu No. 88, Balige. Museum ini berada dalam satu kompleks dengan TB Silalahi Center, seperti namanya museum ini menampilkan berbagai macam peninggalan sejarah tentang segala hal yang berbau sejarah suku batak. Mulai dari asal muasal orang batak, macam macam jenis suku batak, marga batak, pakaian adat, rumah hingga berbagai macam peralatan yang dulu digunakan suku batak
Sedangkan TB Silalahi Center adalah bangunan terpisah yang isinya menceritakan sejarah perjalanan salah satu tokoh asli Balige yang sekarang menjadi salah satu penasehat SBY dan juga Partai Demokrat, kalo diistilahkan dengan gaya sekarang pak TB Silalahi adalah putra asli Balige yang sekarang sudah jadi "orang".
Berbagai macam barang yang menandai perjalanan hidup pak TB Silalahi dan perjalanan panjang kariernya bisa dilihat disini. TB Silalahi Center ini dibangun untuk memotivasi putra putri setempat dan generasi muda tapanuli khususnya untuk belajar dan berjuang keras mencapai cita cita.
Kedua bangunan ini letaknya saling berdekatan dengan satu pintu masuk utama, tiap hari libur tanggal merah atau minggu museum ini sering dikunjungi oleh pelajar dan mahasiswa dari daerah setempat maupun dari luar Balige.
Sayangnya ketika berkunjung kesana ada insiden yang cukup disesalkan ketika sejumlah turis wisatawan asing yang ingin masuk ke sana ternyata mendapati informasi harga tiket masuk yang diinfokan oleh pemandu mereka dengan kenyataanya ternyata berbeda, dan selisihnya cukup jauh ditambah lagi penjaga loket nya kurang menguasai bahasa inggris sehingga membuat bule asing itu kecewa karena tidak mendapati penjelasan yang jelas, ketika ditanyakan alasan pemberian harga tiket yang berbeda antara tiket masuk untuk penduduk pribumi dan turis asing penjaga hanya menjawab itu memang peraturan disini.
Mau tidak mau alasan itu yang disampaikan ke turis tersebut dengan sepatah dan beberapa patah bahasa mereka. Sangat disayangkan ada pembedaan harga tiket antara wisatawan asing dan lokal, padahal jika mereka mendapat perlakuan yang sama bukan tidak mungkin sekembalinya ke negaranya mereka akan menceritakan bahwa di balige tidak hanya danau toba saja yang bisa dikunjungi namun ada tempat bersejarah lain yang bisa menambah wawasan dan tentunya menambah waktu kunjungan sehingga menambah devisa dan pemasukan masyarakat setempat juga.
Tapi terlepas dari itu, tempat ini layak dikunjungi apalagi dihalaman belakang museum terpampang pemandangan indah danau toba jadi bagi yang tidak terlalu suka sejarah dan museum bisa memilih menikmati pemandangan tersebut atau di saat tertentu di pelataran museum ini sering dijadikan tempat pemilihan semacam abang-none nya batak :D.
Sedangkan TB Silalahi Center adalah bangunan terpisah yang isinya menceritakan sejarah perjalanan salah satu tokoh asli Balige yang sekarang menjadi salah satu penasehat SBY dan juga Partai Demokrat, kalo diistilahkan dengan gaya sekarang pak TB Silalahi adalah putra asli Balige yang sekarang sudah jadi "orang".
Berbagai macam barang yang menandai perjalanan hidup pak TB Silalahi dan perjalanan panjang kariernya bisa dilihat disini. TB Silalahi Center ini dibangun untuk memotivasi putra putri setempat dan generasi muda tapanuli khususnya untuk belajar dan berjuang keras mencapai cita cita.
Kedua bangunan ini letaknya saling berdekatan dengan satu pintu masuk utama, tiap hari libur tanggal merah atau minggu museum ini sering dikunjungi oleh pelajar dan mahasiswa dari daerah setempat maupun dari luar Balige.
Sayangnya ketika berkunjung kesana ada insiden yang cukup disesalkan ketika sejumlah turis wisatawan asing yang ingin masuk ke sana ternyata mendapati informasi harga tiket masuk yang diinfokan oleh pemandu mereka dengan kenyataanya ternyata berbeda, dan selisihnya cukup jauh ditambah lagi penjaga loket nya kurang menguasai bahasa inggris sehingga membuat bule asing itu kecewa karena tidak mendapati penjelasan yang jelas, ketika ditanyakan alasan pemberian harga tiket yang berbeda antara tiket masuk untuk penduduk pribumi dan turis asing penjaga hanya menjawab itu memang peraturan disini.
Mau tidak mau alasan itu yang disampaikan ke turis tersebut dengan sepatah dan beberapa patah bahasa mereka. Sangat disayangkan ada pembedaan harga tiket antara wisatawan asing dan lokal, padahal jika mereka mendapat perlakuan yang sama bukan tidak mungkin sekembalinya ke negaranya mereka akan menceritakan bahwa di balige tidak hanya danau toba saja yang bisa dikunjungi namun ada tempat bersejarah lain yang bisa menambah wawasan dan tentunya menambah waktu kunjungan sehingga menambah devisa dan pemasukan masyarakat setempat juga.
Tapi terlepas dari itu, tempat ini layak dikunjungi apalagi dihalaman belakang museum terpampang pemandangan indah danau toba jadi bagi yang tidak terlalu suka sejarah dan museum bisa memilih menikmati pemandangan tersebut atau di saat tertentu di pelataran museum ini sering dijadikan tempat pemilihan semacam abang-none nya batak :D.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar