Rabu, 25 September 2013

Sianjur Mula-Mula, Batu Hobon dan Mata Air 7 Rasa (Sipitu Dai)

Foto-foto yang ada disini adalah kumpulan hasil jepretan saya sekitar 2 minggu lalu sewaktu travelling menyusuri pulau Samosir..ternyata di pulau yang berada ditengah-tengah danau toba ini menyimpan banyak potensi objek wisata yang kalau saja dikelola dengan lebih serius pasti membuat kawasan ini lebih banyak dikunjungi pengunjung.

Ok, apa itu Sianjur Mula-Mula? ini adalah nama sebuah kecamatan yang terletak di sebuah lembah dekat puncak pusuk buhit. Pusuk buhit adalah puncak tertinggi di Pulau Samosir dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai tempat pertama kali orang Batak muncul ke dunia. Di lembah Sianjur Mula-Mula inilah pertama kali keturunan Raja Batak pertama beserta keluarganya bermukim.

Untuk mengenang sejarah itu sekarang di lembah ini dibangun berbagai patung dan bangunan yang melambangkan kehidupan keturunan pertama Raja Batak ini, btw..yang menarik kompleks patung dan bangunan ini tidak dibangun oleh Pemda setempat tapi dibangun oleh ahli waris keturunan Raja Batak ini.

Untuk mencapai lembah ini sangat mudah hanya berjarak sekitar 10-15 km dari kota Pangururan ibukota Kab.Samosir. Namun jalan yang rusak parah utamanya sewaktu menaik ke lembah ini membuat saya cukup berhati-hati karena sempit dan jurang disebelahnya  





Menurut info dari seorang penjaga kira-kira seperti inilah wujud raja Batak pertama,






Konon raja Batak memiliki kesaktian dapat berubah rupa kedalam 7 bentuk hewan yang digambarkan dalam patung-patung diatas. Ada juga yang mengatakan hewan-hewan itu adalah kenderaan sang raja masa itu


Dijepret dari puncak lembah Sianjur Mula-Mula rumah kecil yang kelihatan dibawah adalah tempat batu hobon, berupa batu besar yang dipercaya tempat penyimpanan harta raja Batak


Orang yang anda lihat itu bukan saya :p. Untuk melindungi batu sekarang dibangun semacam pondok dan disebelahnya ada tiang bendera berwarna merah-putih-hitam yang merupakan simbol bendera kerajaan Batak.


Ini adalah batu hobon, dipercaya didalamnya terdapat harta raja Batak terdahulu, dan dibawah batu ini juga dipercaya ada goa. Mitos yang beredar dikalangan penduduk setempat sudah ada 3 orang yang berupaya untuk membuka batu ini namun ketiganya bernasib sial dan akhirnya meninggal dunia. Termasuk diantara yang pernah mencoba membukanya adalah prajurit Belanda yang menggunakan dinamit dan alat peledak masa itu namun tidak berhasil membuka batu ini dan sang prajurit Belanda itu dikemudian hari diketahui sudah meninggal.







Enam foto diatas adalah objek wisata yang juga bisa dijumpai tidak jauh dari lembah Sianjur Mula-Mula dan lokasi Batu Hobon. Tempat ini dinamakan Sipitu Dai alias kalau dinasionalisasikan menjadi 7 Mata Air. Dulunya mata air ini menjadi sumber air bagi keluarga dan penduduk sekitar Raja Batak, keunikannya dari masing-masing pancuran atau mata air ini memiliki rasa yang berbeda-beda. Saya sendiri sudah merasakan memang masing-masing pancuran memiliki perbedaan rasa ada yang mirip soda, dll. Patung-patung yang menjadi tempat keluarnya pancuran air mengandung arti setiap air yang keluar dari sana diperuntukkan untuk tipe orang yang berbeda-beda. Ada yang khusus untuk pria, wanita tua, wanita muda, anak-anak, dll

Jangan heran kalau berkunjung kesana mendapati warga sekitar juga memakai sumber mata air untuk keperluan mereka sehari-hari. Sehingga jika ingin merasakan masing-masing rasa mata air perlu meminta izin terlebih dahulu siapa tau ada yang sedang memakainya untuk mandi :D. Namun, kesan mistis tetap ada, buktinya kamera teman saya sepanjang berada di objek wisata ini mendadak tidak bisa digunakan, sudah dicoba berkali-kali tetap tidak bisa digunakan untuk mengambil foto dan baru normal kembali setelah keluar dari lokasi ini hiiiiiiiii...Foto ini diambil dari kamera BB saya dan untungnya berfungsi mungkin dikarenakan saya orang spesial :)



Jumat, 22 Maret 2013

Taman Hewan Siantar


Yeahh..ini memang hanya taman hewan biasa yang menampung sejumlah hewan, namun uniknya taman ini menjadi salah satu taman margasatwa terbaik di Sumatera, kebun binatang Medan saja jika mau dibandingkan masih kalah dengan koleksi, kerapian dan kebersihan taman hewan Siantar ini.

Berikut beberapa jepretan sewaktu berkunjung kesana















BSA Becak Khas Siantar


















BSA singkatan dari Birmingham Small Army alias nama pabrikan  yang memproduksi motor-motor ini. Konon dulunya motor ini dibawa ke Indonesia oleh tentara Sekutu sebagai salah satu kendaraan patroli nya. Namun ketika selesai masa pendudukan motor ini tak sempat terbawa dan ditinggalkan begitu saja di Indonesia. 

Adalah karena kekuatan dan kemudahan modifikasi membuat motor ini terdampar di Siantar dan digandengkan dengan becak yang cukup kuat untuk berseliweran di kota yang memiliki demografi perbukitan ini.

Gambar-gambar yang dijepret diatas diamnbil dari garasi Erizal Ginting, tokoh asli Siantar yang sekarang menjadi ketua BOMS (BSA Owner Motorcycle Siantar) alias perkumpulan para pemilik motor BSA Siantar. Siapapun bisa berkunjung ke rumahnya untuk melihat-lihat atau bahkan jika tertarik membeli koleksinya. Apalagi jika kamu anak motor atau penggemar motor antik pasti lebih mudah dan lebih nyambung mengobrol dengan beliau.

Visi BOMS adalah melestarikan motor BSA dan sekaligus memperjuangkan becak BSA sebagai kendaraan wajib untuk wisata di sekitar Kota Siantar. Kecintaannya kepada motor BSA terbukti dari banyaknya koleksi BSA yg dipunyai dari berbagai macam type dan tahun pembuatan. Tak jarang pula jika ada abang becak BSA yang kesusahan keuangan dan hendak menjual becanya kepada beliau asal masih dalam harga wajar pasti dibelinya.

Kini jumlah becak BSA semakin berkurang dan digantikan motor modern sehingga dikhawatirkan identitas BSA sebagai bagian budaya kota Siantar akan punah suatu saat. Namun kota Siantar sampai sekarang masih memegang rekor sebagai kota yang memiliki paling banyak motor BSA diseluruh dunia! ya, karena pabrikan BSA di Inggris sono sudah tutup sehingga tidak ada lagi produksi motor ini.

Jika berkunjung ke Siantar, sempatkanlah dirimu menaiki beca bermotor gede nan antik ini dijamin ada sensasi berbeda yang kamu rasakan :D

Berkunjung ke Museum Batak dan TB Silalahi Centre - Balige, Sumatera Utara

Terletak di Jl. Pagar Batu No. 88, Balige. Museum ini berada dalam satu kompleks dengan TB Silalahi Center, seperti namanya museum ini menampilkan berbagai macam peninggalan sejarah tentang segala hal yang berbau sejarah suku batak. Mulai dari asal muasal orang batak, macam macam jenis suku batak, marga batak, pakaian adat, rumah hingga berbagai macam peralatan yang dulu digunakan suku batak

Sedangkan TB Silalahi Center adalah bangunan terpisah yang isinya menceritakan sejarah perjalanan salah satu tokoh asli Balige yang sekarang menjadi salah satu penasehat SBY dan juga Partai Demokrat, kalo diistilahkan dengan gaya sekarang pak TB Silalahi adalah putra asli Balige yang sekarang sudah jadi "orang". 

Berbagai macam barang yang menandai perjalanan hidup pak TB Silalahi dan perjalanan panjang kariernya bisa dilihat disini. TB Silalahi Center ini dibangun untuk memotivasi putra putri setempat dan generasi muda tapanuli khususnya untuk belajar dan berjuang keras mencapai cita cita. 

Kedua bangunan ini letaknya saling berdekatan dengan satu pintu masuk utama, tiap hari libur tanggal merah atau minggu museum ini sering dikunjungi oleh pelajar dan mahasiswa dari daerah setempat maupun dari luar Balige. 

Sayangnya ketika berkunjung kesana ada insiden yang cukup disesalkan ketika sejumlah turis wisatawan asing yang ingin masuk ke sana ternyata mendapati informasi harga tiket masuk yang diinfokan oleh pemandu mereka dengan kenyataanya ternyata berbeda, dan selisihnya cukup jauh ditambah lagi penjaga loket nya kurang menguasai bahasa inggris sehingga membuat bule asing itu kecewa karena tidak mendapati penjelasan yang jelas, ketika ditanyakan alasan pemberian harga tiket yang berbeda antara tiket masuk untuk penduduk pribumi dan turis asing penjaga hanya menjawab itu memang peraturan disini. 

Mau tidak mau alasan itu yang disampaikan ke turis tersebut dengan sepatah dan beberapa patah bahasa mereka. Sangat disayangkan ada pembedaan harga tiket antara wisatawan asing dan lokal, padahal jika mereka mendapat perlakuan yang sama bukan tidak mungkin sekembalinya ke negaranya mereka akan menceritakan bahwa di balige tidak hanya danau toba saja yang bisa dikunjungi namun ada tempat bersejarah lain yang bisa menambah wawasan dan tentunya menambah waktu kunjungan sehingga menambah devisa dan pemasukan masyarakat setempat juga.

Tapi terlepas dari itu, tempat ini layak dikunjungi apalagi dihalaman belakang museum terpampang pemandangan indah danau toba jadi bagi yang tidak terlalu suka sejarah dan museum bisa memilih menikmati pemandangan tersebut atau di saat tertentu di pelataran museum ini sering dijadikan tempat pemilihan semacam abang-none nya batak :D.